Teks & Foto: Dody W / Editor: Agung Rahmadsyah
TRAVELTIMES.ID, JAKARTA - Sisa-sisa kejayaan tempo dulu Palembang, Sumatera Selatan masih bisa ditelusuri di balik semakin gemerlapnya pesona Sungai Musi kini. Mengarungi Sungai Musi seakan menapak tilas kehidupan masa lalu.
Sungai sepanjang 720 km dengan lebar 300 meter hingga 2,1 km ini menorehkan sejarah panjang, mulai dari kejayaan Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Palembang Darussalam, hingga masa kolonial Belanda. Sejumlah benda peninggalan ditemukan dari tepian, hulu, hingga hilir sungai ini.
Lihat juga:
Salah satu jejak budaya yang masih tertinggal di Palembang adalah budaya Tionghoa. Hal ini mengingat, Palembang dahulu kala yang jadi persinggahan Tionghoa. Salah satunya adalah Pulau Kemaro.
Menuju Pulau Kemaro ini bisa dengan menyewa perahu cepat (biasa disebut perahu ketek). Butuh sekitar 30 menit untuk sampai di pelabuhan sederhana yang menjadi pintu masuk Pulau Kemaro.
Pulau Kemaro memiliki berbagai situs yang melengkapi legendanya. Situs-situs tersebut, antara lain, pagoda, makam penunggu pulau, klenteng, tempat pembakaran uang kertas, dan pohon cinta.
Keberadaan Pulau Kemaro tidak terlepas dari legenda terbuangnya harta Tan Bun An, saudagar asal China, di perairan Sungai Musi. Tan menjalin kasih dengan perempuan asli Palembang bernama Siti Fatimah. Tan lalu mengajak Siti Fatimah ke rumah orangtuanya guna mendapatkan restu pernikahan. Orangtua Tan menghadiahi mereka tujuh guci.
@traveltimesid Svargabumi Borobudur ##magelang ##jawatengah ##fyp ##travel ##traveling
? ily (i love you baby) - Surf Mesa
Tan kaget saat membuka guci yang, ternyata, berisi sawi-sawi asin. Tanpa pikir panjang, ia membuang guci-guci tersebut ke Sungai Musi. Saat dibuang tujuh guci tersebut pecah dan Tan mendapati harta dalam sawi-sawi asin.
Tan menyesali perbuatannya dan langsung terjun ke sungai mencari harta yang telah dibuangnya. Setelah lama tidak muncul ke permukaan, Siti Fatimah ikut menceburkan diri ke sungai. Akhirnya mereka menghilang bersamaan dengan harta yang telah dibuang Tan di perairan Sungai Musi.
Latar cerita tragis Pulau Kemaro rasanya tidak tecermin dalam keberadaannya kini. Pulau ini cukup terjaga kebersihannya. Keberadaan Klenteng Tua Hok Cin Bio pun masih terawat baik.
Semakin menarik lagi setelah dibangun pagoda sembilan lantai yang tersembul di tengah pulau. Pada sisi-sisi lantai dasar pagoda terdapat cerita yang menggambarkan legenda Pulau Kemaro. Puncak pagoda berbentuk menyerupai guci.